“Nak, tolong ambilin plastik ijo di dapur!”, pinta nenek gue.
Ngga pakai lama gue pun langsung melangkah ke dapur. Gue bersyukur karena gue pastinya bisa ngelakuin hal yang gampang itu. Karena biasanya, sesuatu yang dimintai tolong sama nenek biasanya lebih berat daripada sekadar ngambil plastik ijo, misalnya beliin lontong pecel di warung saudara kakek gue. Sebenernya ga berat, sih, cuma gue aja yang mageran.
Sesampainya di dapur, gue merhatiin sekitar, mencari plastik warna ijo sembari makan bakwan yang ada di meja. Buset! Ternyata emang ngga baik nyepelein sesuatu. Di mana-mana ngga nemu, tuh, yang namanya plastik ijo! Lama gue mencari, akhirnya gue menyerah dan ngomong ke nenek bahwa plastik ijo ngga ada di dapur.
Nenek mendengar apa yang udah gue sampaiin.
Beliau akhirnya melangkah ke dapur, mencarinya sendiri dengan senyuman yang
ngeremehin gue. Fakk! Plastiknya ketemu, dong! Tapi, anehnya, itu bukan warna
ijo, woy! Itu biru muda! Jelas banget di mata gue kalau itu bukan ijo!
&&&
Nyebelin emang kalau disuruh nyari sesuatu, tapi ciri-ciri sesuatu tersebut beda dari yang udah disampaiin. Sampai beberapa hari pun gue masih kepikiran, warna biru muda, kok, dibilang hijau, sih? Karena emang gue itu orangnya kepo dan overthinking, jadinya, ya, kaya gitu. Sebuah kombinasi yang sempurna.
Kejadian kaya begitu engga sekali dua kali doang terjadi dan bahkan warna yang menjadi perdebatan bukan cuma biru muda jadi ijo doang, melainkan warna-warna lainnya juga jadi perdebatan, misalnya warna oranye dibilang merah. Tapi kali ini gue bakal bahas yang biru muda dibilang ijo, karena yang satu ini sering terjadi antara kalangan generasi kakek-nenek kita dengan generasi sekarang.
Entah berapa bulan atau tahun berlalu semenjak awal perdebatan itu terjadi. Gue ngga ngitung (yakali gue ngitung, gabut amat). Kebetulan hobi gue adalah di bidang seni 2D. Baik manual maupun digital gue suka semuanya meskipun sekarang gue seringnya ngelakuin yang digital. Dan dari situlah jawaban ini muncul, membongkar misteri bertahun-tahun yang belum terpecahkan!
Gue ngotak-atik warna pake hex color. Hex color sendiri adalah kode dari kombinasi angka heksadesimal yang menunjukkan sebuah warna. Misal, nih, warna putih punya kode hex #ffffff, warna hitam #000000, dan masih ada jutaan kode hex lainnya. Selain itu, ada juga kombinasi warna yang bisa diperoleh dari mengubah-ubah nilai dari kadar RGB (Red, Green, Blue), CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black), saturasi, dan kecerahan.
Nah, kombinasi RGB itulah kunci dari jawaban ini! Gue ngga sengaja eksperimen gimana cara ngedapetin warna biru muda dengan kombinasi kadar RGB. Dengan cara tersebut gue memperoleh kesimpulan bahwa supaya bisa mendapat warna biru muda adalah Red=151, Green=235, Blue=244.Ternyata biru muda mengandung banyak kadar warna hijau! Oiya, satu lagi, kombinasi RGB ini ngga berlaku di seni digital doang, tapi juga berlaku dalam pembuatan warna dengan spektrum cahaya.
Ini buktinya :
Dan untuk warna oranye sendiri yang ngga jarang juga dibilang merah, ada juga penjelasannya dengan kombinasi RGB. Tapi, ada juga penjelasan singkatnya tanpa RGB, yaitu warna oranye sendiri bisa dibuat dari mengkombinasikan warna merah dengan kuning dengan perbandingan warna tertentu.
Nah, udah jelas, kan, kenapa warna biru muda sering dibilang hijau, kenapa warna oranye dibilang merah? Mari kita samakan perspektif dan memahami satu sama lain mulai hal kecil seperti perdebatan dua warna yang “identik”. Kalau yang kecil aja belom, gimana sama hal-hal yang lebih besar?
Thanks and…
See you!
0 komentar: